31 July 2009

Emosi : Bagaimana Anda Mengawalnya!?

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Nah setelah aku paparkan mengenai emosi pada paparan yg lalu... aku masih tercari-cari bagaimana dapat mengawal emosi dgn baik.. kali ini mari kita gali kembali dan fahami apa itu emosi...

Apa itu emosi!?

Emosi adalah satu keadaan dimana rohani dan fisiologikal bersekutu dengan pelbagai perasaan, pemikiran dan juga kelakuan. Ia juga menjadi penentu utama dalam permainan perasaan semulajadi manusia dan kelihatan sentiasa memainkan peranan terhadap aktiviti-aktiviti kemanusian. Oleh kerana ianya terlalu subjektif, maka agak kontroversi untuk kita mendefinisikan maksud sebenar dan bagaimana emosi boleh berlaku.

Untuk pengetahuan kita bersama, sebenarnya emosi bersangkut paut dengan perasaan kita sendiri. Emosi boleh terjadi tanpa kita sedari, seringkali terjadi mengikut rentak perasaan yang wujud ketika itu. Emosi adalah satu fenomena dimana kadang-kadang ia terkeluar dari kawalan pemikiran kita.

Siapa yang tidak pernah beremosi!? Jika benar anda tidak pernah beremosi bermakna anda dicipta tanpa hati yang mengeluarkan pelbagai bentuk perasaan. Sebenarnya ia lebih kepada bagaimana anda mengawal emosi anda dalam keadaan anda punyai kewarasan dan logikal fikiran yang mampu mengatasi emosi.

Emosi yang tidak stabil menghasilkan pelbagai rasa yang tidak menentu dan ia bergantung sejauh mana anda melayani emosi anda. Jika anda terlalu melayani emosi anda maka anda menjadi lemah, fikiran anda tidak menentu dan sentiasa tertekan.

Jadi apa yang anda harus lakukan ialah sentiasa berfikiran positif dan cuba mencari jalan atau punca setiap masalah yang menyebabkan emosi anda terganggu. Mungkin anda perlukan teman untuk meluahkan atau membicarakan tentangnya. Mungkin juga anda perlu mencari suasana yang lebih tenteram dan damai untuk anda seperti bercuti atau keluar beriadah bersama-sama teman atau keluarga.

*InsyaAllah.. aku akan cari lagi cara terbaik mengawal emosi... Semoga ada manfaatnya untuk semua...

30 July 2009

Mati?? kita sudah sedia atau belum...

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Mari kita kongsi cerita benar dari negara jiran seperti yg diceritakan.. semoga kita sentiasa mengingati dan sedar setiap pesanan yg disampaikan.. Amin..

Pengalaman mati suri seperti yang dialami Aslina,telah pula dirasakan banyak orang. Seorang peneliti dan meraih gelar doktor filsafat dari Universitas Virginia Dr Raymond A Moody pernah meneliti fenomena ini. Hasilnya orang mati suri rata-rata memiliki pengalaman yang hampir sama.

Masuk lorong waktu dan ingin dikembalikan ke dunia.
Catatan ini dilengkapi pula dengan penjelasaninstruktur ESQ Legisan Sugimin yang mengutip Al-Quran yang menjelaskan orang yang mati itu ingin dikembalikan ke dunia, serta penelusuran melalui internet tentang Dr Raymond. Bagi pembaca yang ingin mengetahui perihal Dr Raymond dapat membuka situs www.lifeafterlife. com dan hasil penelitian Raymond tentang mati suri dapat dibaca di buku Life After Life.

Aslina adalah warga Bengkalis yang mati suri 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri.

Sebelum Aslina memberi kesaksian, pamannya Rustam Effendi memberikan penjelasan pembuka. Aslina berasal dari keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak kecil cobaan telah datang pada dirinya. Pada umur tujuh tahun tubuhnya terbakar api sehingga harus menjalani dua kali operasi. Menjelang usia SMA ia termakan racun. Tersebab itu ia menderita selama tiga tahun. Pada umur 20 tahun ia terkena gondok (hipertiroid).Gondok tersebut menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung dan matanya. Karena penyakit gondok itu maka Jumat, 24 Agustus 2006 Aslina menjalani check-up atas gondoknya di Rumah Sakit Mahkota Medical Center (MMC)Melaka Malaysia. Hasil pemeriksaan menyatakan penyakitnya di ambang batas sehingga belum bisa dioperasi. ''Kalau dioperasi maka akan terjadi pendarahan,' 'jelas Rustam. Oleh karena itu Aslina hanya diberi obat. Namun kondisinya tetap lemah. Malamnya Aslina gelisah luar biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina kembali ke Mahkota sekitar pukul 12 malam itu. Ia dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD), saat itu detak jantungnya dan napasnya sesak.Lalu ia dibawa ke luar UGD masuk ke ruang perawatan. ''Aslina seperti orang ombak (menjelang sakratulmaut, red). Lalu saya ajarkan kalimat thoyyibah dan syahadat. Setelah itu dalam pandangan saya Aslina menghembuskan nafas terakhir,'' ungkapnya. Usai Rustam memberi pengantar, lalu Aslina memberikan kesaksiaanya.

''Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni kubur,'' begitu ia mengawali kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut membacakan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Tak lupa ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal dan ketakwaan sebelum mati datang. ''Saya telah merasakan mati,'' ujar anak yatim itu. Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya, terlalu sakit mati itu.

Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari daging, dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi. ''Terasa malaikat mencabut (nyawa, red) dari kaki kanan saya,''. Di saat itu ia sempat diajarkan oleh pamannya kalimat thoyibah. ''Saat di ujung napas, saya berzikir,'' ujarnya. ''Sungguh sakitnya, Pak, Bu,''ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ Pekanbaru.

Diungkapkan, ketika ruhnya telah tercabut dari jasad, ia menyaksikan di sekelilingnya ada dokter, pamannya dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur. Setelah itu datang dua malaikat serba putih mengucapkan Assalaimualaikum kepada ruh Aslina. ''Malaikat itu besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau copot,gemetar,'' ujar Aslina mencerita pengalaman matinya.Lalu malaikat itu bertanya: ''siapa Tuhanmu, apa agamamu, dimana kiblatmu dan siapa nama orangtuamu. "Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar. Lalu ia dibawa ke alam barzah. ''Tak ada teman kecuali amal,'' tambah Aslina yang Ahad malam itu berpakaian serba hijau.

Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang pendakwah, tapi malam itu ia tampil memberikan kesaksian bagaikan seorang muballighah. Di alam barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya berkudis,badan berbulu dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itulah adalah amal buruk dari orang tersebut.

Aslina melanjutkan. ''Bapak, Ibu, ingatlah mati,''sekali lagi ia mengajak hadirin untuk bertaubat dan beramal sebelum ajal menjemput. Di alam barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh dua orang malaikat. Saat itu ia ingin sekali berjumpa dengan ayahnya. Lalu ia memanggil malaikat itu dengan ''Ayah''. ''Wahai ayah bisakah saya bertemu dengan ayah saya,'' tanyanya. Lalu muncullah satu sosok.Ruh Aslina tak mengenal sosok yang berusia antara 17-20 tahun itu. Sebab ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun. Ternyata memang benar, sosok muda itu adalah
ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan salam ke ayahnya dan berkata: ''Wahai ayah, janji saya telah sampai.'' Mendengar itu ayah saya saya menangis. Lalu ayahnya
berkata kepada Aslina. ''Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu. '' ruh Aslina pun menjawab. ''Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai''.

Usai menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan kembali kepada hadirin bahwa alam barzah dan akhirat itu benar-benar ada. ''Alam barzah, akhirat, surga dan
neraka itu betul ada. Akhirat adalah kekal,'' ujarnya bak seorang pendakwah.

Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya. Ayahnya tersebut menunduk. Lalu dua malaikat memimpinnya kembali, ia bertemu dengan perempuan yang beramal
shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh Aslina dibawa kursi yang empuk dan didudukkan di kursi tersebut, disebelahnya terdapat seorang perempuan yang menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya kepada perempuan itu. ''Siapa kamu?'' lalu perempuan
itu menjawab.''Akulah (amal) kamu.''

Selanjutnya ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya berjalan menelurusi lorong waktu melihat penderitaan manusia yang disiksa. Di sana ia melihat seorang laki-laki yang memikul besi seberat 500 ton, tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak dan baunya menjijikkan. Ruh Aslina bertanya kepada amalnya. ''Siapa manusia ini?'' Amal Aslina menjawab orang tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang.

Lalu dilihatnya orang yang yang kulit dan dagingnya lepas. Ruh Aslina bertanya lagi ke amalnya tentang orang tersebut. Amalnya mengatakan bahwa manusia tersebut tidak pernah shalat. Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina manusia yang dihujamkan besi ke tubuhnya. Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina. Tampak juga orang saling bunuh, manusia itu ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain.

Dilihatkan juga pada ruh Aslina, orang yang ditusuk dengan 80 tusukan, setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus ke dadanya, lalu berlumuran darah, orang tersebut menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Ruh Aslina bertanya pada amalnya. Dan dijawab orang tersebut adalah orang juga suka membunuh. Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu dibunuh. Orang tersebut adalah anak yang durhaka dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika di dunia.

Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut.
Sampailah ruh Aslina di malam yang gelap, kelam dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada disisinya tak tampak. Tiba-tiba muncul suara orang mengucap : Subnallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar.
Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu di lehernya. Kalungan itu ternyata tasbih yang memiliki biji 99 butir.
Perjalanan berlanjut. Ia nampak tepak tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya, di belakang tepak itu terdapat gambar kakbah. Di dalam tepak terdapat batangan emas. Ruh Aslina bertanya pada amalnya tentang tepak itu. Amalnya menjawab tepak tersebut adalah husnul khatimah. (Husnul khatimah secara literlek berarti akhir yang baik. Yakni keadaan dimana manusia pada akhir hayatnya dalam keadaan (berbuat) baik,red).

Selanjutnya ruh Aslina mendengarkan azan seperti azan di Mekkah. Ia pun mengatakan kepada amalnya. ''Saya mau shalat.'' Lalu dua malaikat yang memimpinnya melepaskan tangan ruh Aslina. ''Saya pun bertayamum, saya shalat seperti orang-orang di dunia shalat,''
ungkap Aslina. Selanjutnya ia kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu diperlihatkan pula kepada ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW. Dimakam tersebut
batangan-batangan emas di dalam tepak ''husnul khatimah'' itu mengeluarkan cahaya terang. Berikutnya ia melihat cahaya seperti matahari tapi agak kecil. Cahaya itu pun bicara kepada ruh Aslina. ''Tolong kau sampaikan kepada umat, untuk bersujud di hadapan Allah.''

Selanjutnya ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di satu lapangan yang sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima meter dari kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata. ''Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini Ya Allah.'' Manusia-manusia itu juga memohon. ''Tolong kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal.''

Begitulah di antara cerita Aslina terhadap apa yang dilihat ruhnya saat ia mati suri. Dalam kesaksiaannya ia senantiasa mengajak hadirin yang datang pada pertemuan alumni ESQ itu untuk bertaubat dan beramal shaleh serta tidak melanggar aturan Allah. Setelah kesaksian Aslina, instruktur Pelatihan ESQ Legisan Sugimin yang telah mendapat lisensi dari Ary Ginanjar (pengarang buku sekaligus penemu metode Pelatihan ESQ) menjelaskan bahwa fenomena mati suri dan apa yang disaksikan oleh orang yang mati suri pernah diteliti
ilmuan Barat. Legisan mengemukakan pula, mungkin diantara alumni ESQ yang hadir pada Ahad (24/9) malam itu ada yang tidak percaya atau ragu terhadap kesaksian Aslina. Tapi yang jelas, lanjutnya, rata-rata orang yang mati suri merasakan dan melihat hal yang hampir sama.

''Apa yang disampaikan Aslina, mungkin bukti yang ditunjukkan Allah kepada kita semua", ujarnya.
Legisan menjelaskan penelitian oleh Dr Raymond A Moody Jr tentang mati suri. Raymond mengemukakan orang mati suri itu dibawa masuk ke lorong waktu, di sana ia melihat rekaman seluruh apa yang telah ia lakukan selama hidupnya. Dan diakhir pengakuan orang mati suri itu berkata: ''Dan aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya.''

Menanggapi kesaksian Aslina yang melihat orang-orang berteriak ingin dikembalikan ke dunia dan ingin beramal serta penelitian Raymond yang menyebutkan ''aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya,'' Legisan mengutip ayat Al-Quran Surat Al-Mu'muninun (23) ayat 99-100:

Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:''Ya, Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).''(99) . Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (100).

Sebagai penguat dalil agar manusia bertaubat, dikutipkan juga Quran Surat Az-Zumar ayat 39: ''Dan kembalilah kamu kepada Tuhan-Mu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).''

Usai pertemuan alumni itu, Aslina meminta nasehat dari Legisan. Intruktur ESQ itu menyarankan agar Aslina senatiasa berdakwah dan menyampaikan kesaksiaannya saat mati suri kepada masyarakat agar mereka bertaubat dan senantiasa mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Setelah acara, banyak di antara alumni yang bersimpati dan ingin membantu pengobatan sakit gondoknya. Para hadirinpun menyempat diri untuk berfoto bersama Aslina.

Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari kesaksiaan tersebut.

Nb : Bagikan cerita ini kepada semua orang, agar mereka mendapat hikmahnya dari cerita ini. Ternyata hidup ini hanya sementara, dan hanya amal serta hati yang bersih yang menuntun kita menuju jalan kehadapan Illahi.

*Ya Allah.. jadikanlah aku hambaMu yg sentiasa menjaga solatku, memperbanyakkan amalku, menambahkan amal sedekah ku.. jadikanlah aku hambaMu yg sentiasa beriman kepadaMU, mengingatiMu setiap waktu agar aku tidak menyesal di kemudaian hari.. Aminnn....

29 July 2009

Kekuatan Kata - Kata

Dua orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat di sebuah kamar rumah sakit. Seorang di antaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam di setiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya. Kebetulan, tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satunya yang ada di kamar itu.

Sedangkan pria yang lain harus berbaring lurus di atas punggungnya. Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di ketentaraan, dan tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.

Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela di perbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah, pria ke dua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di luar sana.

"Di luar jendela, tampak sebuah taman dengan kolam yang indah. Itik dan angsa berenang-renang cantik, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu-perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona. Suatu senja yang indah."

Pria pertama itu menceritakan keadaan di luar jendela dengan detil, sedangkan pria yang lain berbaring memejamkan mata membayangkan semua keindahan pemandangan itu. Perasaannya menjadi lebih tenang, dalam menjalani kesehariannya di rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya bertambah.

Pada suatu sore yang lain, pria yang duduk didekat jendela menceritakan tentang parade karnaval yang sedang melintas. Meski pria yang ke dua tidak dapat mendengar suara parade itu, namun ia dapat melihatnya melalui pandangan mata pria yang pertama yang menggambarkan semua itu dengan kata-kata yang indah.

Begitulah seterusnya, dari hari ke hari. Dan, satu minggu pun berlalu. Suatu pagi, perawat datang membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati ternyata pria yang berbaring di dekat jendela itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu menjadi sedih lalu memanggil perawat lain untuk memindahkannya ke ruang jenazah.

Kemudian pria yang kedua ini meminta pada perawat agar ia bisa dipindahkan ke tempat tidur di dekat jendela itu. Perawat itu menuruti kemauannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.

Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan dunia luar melalui jendela itu. Betapa senangnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua keindahan itu. Hatinya tegang, perlahan ia menjengukkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya? Ternyata, jendela itu menghadap ke sebuah TEMBOK KOSONG!!!

Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah wafat tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adalah seorang yang buta bahkan tidak bisa melihat tembok sekalipun.

"Barangkali ia ingin memberimu semangat hidup" kata perawat itu.

Renungan :

Kita percaya, setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang mendengarnya. Setiap kata, adalah layaknya pemicu, yang mampu menelisik sisi terdalam hati manusia, dan membuat kita melakukan sesuatu. Kata-kata, akan selalu memacu dan memicu kita untuk menggerakkan setiap anggota tubuh kita, dalam berpikir, dan bertindak.

Kita percaya, dalam kata-kata, tersimpan kekuatan yang sangat kuat. Dan kita telah sama-sama melihatnya dalam cerita tadi. Kekuatan kata-kata, akan selalu hadir pada kita yang percaya.

Kita percaya, kata-kata yang santun, sopan, penuh dengan motivasi, bernilai dukungan, memberikan kontribusi positif dalam setiap langkah manusia. Ujaran-ujaran yang bersemangat, tutur kata yang membangun, selalu menghadirkan sisi terbaik dalam hidup kita.

Ada hal-hal yang mempesona saat kita mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Menyampaikan keburukan, sebanding dengan setengah kemuraman, namun, menyampaikan kebahagiaan akan melipatgandakan kebahagiaan itu sendiri.

28 July 2009

Minta Izin Dengan Allah Walaupun Melakukan Perkara Tidak Baik

Assalamualaikum..

Bila terbaca satu artikel di blog Fuad Latif.. terkejut besar juga bila terlihat tajuknya.. bila aku amati dan baca kesemunya.. MasyaAllah.. barulah aku tau.. apa pun yg dilakukan mintalah keizinan Allah.. begitu besar kurniaan Allah.. walaupun menyalahkanNYA ketika menghadapi musibah.. Allah tetap baik pada kita.. ada yg mengatakan Allah tidak adil.. mengapa aku dibuat begini... tetapi Allah tetap memberikan apa yg diperlukan oleh hamba-hambanya.. Ya Allah.. sungguh besar maknaMU.. besar sungguh kurniaanMu.. baiknya Engkau Ya Allah.. sedangkan kita.. berfikir yg bukan-bukan pasal DIA.. buruk sangka terhadapNYa.. Ya Allah ampunilah kami... sesungguhnya Engkau maha Pengampun..

Dalam entri fuad latif.. ini yang dia ceritakan.. dan mari kita kongsi apa yg diterangkan oleh beliau..

Allah mempunyai sifat +ve yang saturated. Apa maknanya? Allah MAHA SEMPURNA. Campaklah kepadanya apa jua perkara buruk atau jahat, Allah tetap akan sempurna. Jelasnya begini. Jika kita melakukan kebaikan pada seseorang, sudah pasti orang itu akan suka pada kita. Jika ibu bapa, mereka akan sayang kita. Jika suami atau isteri juga begitu. Pada kawan-kawan pun sama.

Tetapi jika kita mengata, mengutuk, marah, maki, caci dan sebagainya.. orang yang sayang kepada kita akan berubah. Dari suka kepada benci atau sekurang-kurangnya tidak suka.Tetapi Allah tidak begitu. Jika kita tidak mengikut perintahNya, jika kita mempersoalkan apa yang Allah takdirkan dan sebagainya, tidak sedikit pun kurangnya rasa kasih sayang Allah pada kita. Allah tetap memberi rezeki kepada kita. Tetap mengurniakan pelbagai nikmat seperti diizinkan untuk terus bernafas, makan minum dan seumpamanya. Begitu +venya Allah. Jika kita campakkan -ve pada Allah, Allah tetap terus +ve.

Allah adalah Pencipta kita. Segala apa yang ada di langit dan di bumi dan di antaranya adalah milik Allah. Namun pernahkah kita meminta izin pada Allah untuk menggunakan sesuatu milik Allah. Walaupun pada fizikalnya adalah milik kita seperti rumah, kereta malah anak-anak atau isteri. Tetapi pada hakikatnya semua itu milik Allah yang dipinjamkan kepada kita. Pernahkah kita meminta izin untuk meminjam semua itu dari Allah?

Ceritanya begini.
Pernah seorang lelaki mempunyai jiwa super didatangi sahabat yang kuat minum arak. Kawan yang ketagih arak ini langsung tidak ingin berubah. Amat sukar jika sudah ketagih arak. Lelaki jiwa super cuba untuk merubahnya.

“kamu minta izin pada Allah sebelum minum arak”, kata lelaki jiwa super. Sahabatnya terkejut kerana kenapa dia perlu minta izin pada Allah sedangkan dia ingin minum arak. Tetapi akur untuk mencubanya. Sejak hari itu, sahabat itu sentiasa meminta izin pada Allah setiap kali minum arak.

“Ya Allah, aku meminta izin untuk minum arak ini”, lalu sahabat itu meminum arak. Setiap masa apabila minum arak, pasti keizinan dari Allah dimintanya.

Sebulan berlalu. Sahabat berjumpa semula dengan lelaki jiwa super. Sahabatnya bertanya.
“Saya sudah berubah. Tidak lagi minum arak. Alhamdulillah. Saya ingin bertanya. Bagaimana semua ini boleh berlaku? Saya minta izin pada Allah untuk melakukan perkara tidak baik, namun Allah beri pada saya kekuatan dan menghilangkan ketagih saya minum arak”, sahabat ingin tahu.

“Allah itu Maha +ve. Campaklah apa pun perkara sama ada +ve atau -ve pada Allah, namun Allah tetap +ve. Tetap sayangkan hambaNya. Dia tahu perkara yang baik dan niat yang baik dalam diri hambaNya. Kerana itu Dia bukakan hati kamu dan menolong kamu untuk mencapai hajat kamu untuk tidak lagi mahu minum arak”, lelaki jiwa super menjawab.

Untuk permulaan ini, marilah kita minta izin pada Allah untuk lewat mengerjakan solat waktu. Bukankah ini sering kita lakukan? Solat dihujung waktu. Kita minta izin kepada Allah segini…
“Ya Allah ya Tuhanku. Aku mohon nak siapkan kerja ni dulu sebelum solat. Lepas siap kerja ini, aku akan solat. Benarkanlah aku untuk solat lambat ya Allah”
atau
“Ya Allah, aku nak tengok TV dulu ya Allah. Lepas ni baru aku solat. Seronok cerita ni ya Allah. Kalau aku solat, nanti terlepas pula ya Allah”

InshaAllah, lama-kelamaan, jika diamalkan anda pasti akan lihat perubahan yang besar. Allah akan masukkan satu perasaan yang membuatkan kita rasa sentiasa ingin solat tepat pada waktunya. InsyaAllah..

Semoga memiliki jiwa super. Ameen

27 July 2009

Bersyukur kerana itu yang paling baik..

Kita hidup di dunia yang serba cukup walaupun majoriti dari manusia mempelajari bahawa dunia ini kejam dan sentiasa tidak cukup.

Sebenarnya, anugerah Allah adalah tidak terbatas merangkumi perkara-perkara baik, perkara-perkara yang indah dan pengalaman. Segalanya adalah mencukupi bagi semua makhlukNya, sentiasa cukup! selama ini kita telah tertipu, kita telah dipengaruhi oleh pendapat yang tidak benar yang mengajar kita bahawa hidup ini penuh derita, sengsara dan sumber-sumber yang terhad. Hakikat yang sebenarnya ialah kehidupan kita serba cukup dan kita mampu memiliki apa yang kita mahukan.

Hasan al Bashri ditanya tentang rahasia zuhudnya. Ia menjawab:

“Aku tahu rezekiku tidak akan diambil orang lain, kerana itulah qalbuku selalu tenang. Aku tahu amal perbuatanku tidak akan dapat ditunaikan orang lain kerana itulah aku sibuk mengerjakannya. Aku tahu Allah mengawasiku, kerana itulah aku selalu merasa malu Dia melihatku dalam keadaan maksiat. Aku tahu kematian itu sudah menungguku, kerana itulah aku selalu menambah bekal untuk hari pertemuanku dengan Allah."

Ramai dari kita berfikiran bahawa siapa kita, apa yang kita ada, apa yang kita lakukan adalah tidak mencukupi. Ini adalah satu pendapat yang silap. Kita telah belajar tentang Hukum Tarikan, dan bilamana kita masih secara tanpa kita sedari, masih beranggapan bahawa kita masih belum bercukupan dalam hidup, kita masih lagi menarik frekuensi ketidakcukupan kedalam hidup kita.

Jika kita merasakan bahawa diri kita tidak sempurna, ini adalah betul dan benar, tetapi jika kita merasakan bahawa apa yang kita miliki tidak masih tidak cukup, maka kita akan berterusan menerima keadaan ketidakcukupan.

Maka inilah masanya untuk kita menyedari hakikat bahawa kita adalah dalam keadaan sentiasa cukup. Kita mesti mengakui bahawa diri kita pada saat ini adalah cukup sempurna sebagai manusia dalam konteks kesempurnaan seorang hamba. Kita cukup sempurna, sebagaimana diri kita sekarang ini. Sekiranya kita tidak mahu mengakui hakikat ini, kita akan sentiasa merasa tidak puas hati dengan apa yang kita ada dan hati kita akan menjadi susah untuk bersyukur dan mensyukuri nikmatNya.

“Barang siapa yang mengira lenyapnya kasih sayang Allah dari ketetapan (Qadar) Allah, maka yang seperti ini adalah kerana dangkalnya pandangan iman.”

Menduga duga tentang pemberian Allah, terutama berburuk sangka kepada-Nya atas nikmat nikmat-Nya adalah perbuatan dosa. Seorang hamba dilarang menduga bahawa Allah telah mengurangi kasih sayang dan pemberian-Nya kerana sesuatu bencana yang sedang dialami oleh si hamba.

Jadi, bilakah kita akan merasa berpuashati? Bilakah kita akan bersyukur? Adakah setelah kita dapat menurunkan berat badan sebanyak 10kg? Atau setelah memiliki wang simpanan sebanyak RM1 juta? Atau setelah menemui pasangan kekasih yang ideal? Apakah selagi kita tidak mendapat apa yang kita inginkan, kita tidak mahu bersyukur? Bagaimana kita membuat ukuran untuk berasa puashati dengan hidup dan seterusnya bersyukur?

Kita tidak perlu menunggu sehingga segala impian kita tercapai untuk dapat menikmati dan menghayati rasa kecukupan dalam hidup ini kerana jika kita berfikiran begini, kita tidak akan dapat merasai nikmat kehidupan ini dan kita tidak akan berupaya untuk berasa ikhlas dalam mengucapkan syukur kita kepada Allah.

Apa kata jika kita selarikan fikiran dan perasaan kita dengan rasa serba cukup? Kamu adalah sempurna sebagai seorang manusia, kamu adalah seorang yang mempunyai segalanya dari segi rohaniah, jiwa dan semangat, yang membolehkan kamu untuk memiliki apa yang kamu inginkan dalam kehidupan kamu dan mencapai cita2 dan matlamat hidup kamu.

Kamu ada segalanya yang kamu perlukan dalam jiwa kamu, untuk mendapatkan pekerjaan yang kamu sukai, pasangan yang kamu impikan, dan juga cita2 kamu. Kamu sentiasa mepunyai segala yang kamu perlukan. Berpuashati dan bersyukurlah dengan apa yang kamu telah miliki sekarang ini. Katakan pada dirimu

"Aku berpuashati dengan apa yang aku telah miliki, dengan segala yang telah dikurniakan Allah kepada ku selama ini, Kasih sayang, kebahagiaan, perlindungan keselamatan segalanya ada padaku, anugerah dari Allah yang Maha Kaya Raya, Maha Suka Memberi, Maha Pemurah, Maha sebaik-baik pelindung”

Mulakan dari sekarang, pada saat ini, dengan apa yang telah ada pada kita pada saat ini. Tetapkan matlamat kita, kenalpasti apa yang kita inginkan, yakini bahawa kita pasti akan dapat mencapai matlamat dan apa jua impian kita dan cuba rasakan bahawa kita telah pun mencapainya.

Allah telah berfirman : "Aku mengkabulkan semua doa, mintalah padaKu, jangan minta pada yang lain, nescaya akan Aku makbulkan."

Apabila kita memohon dengan penuh HusnulDzon, dengan hati yang penuh rasa syukur kerana telah dapat menghayati rasa cukup dalam hidup, Insya Allah, doa kita akan cepat dimakbulkan. Kerana inilah, kita perlu memahami Hukum Kecukupan, bukan sahaja memahami Hukum Tarikan.
"Jika Allah mengabulkan doamu maka Dia mencintaimu, Jika Allah belum mengabulkan doamu, maka Dia sedang mengujimu, Jika Allah tidak mengabulkan doamu, maka Dia merencanakan sesuatu yang lebih baik untukmu."

Firman Allah: "Ini adalah kuniaan Tuhanku untuk mengujiku adakah aku bersyukur atau sebaliknya dan sesiapa yang bersyukur maka faedahnya kembali kepada dirinya sendiri dan sesiapa yang ingkar maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Pemurah." (An-Naml-40)

Manusia itu diciptakan Allah dengan sebaik-baik kejadian, sesempurna kesempurnaan seorang manusia yang diberi tugas besar sebagai Khalifah dimuka bumi ini, maka Allah telah membekalkan kepada manusia keistimewaan2 dan kelebihan berbanding dengan makhluk Allah yang lain.

Antara keistimewaan dan kelebihan kita yang dibekalkan Allah adalah bumi ini diciptakan serba cukup mewah . Kita perlu menselarikan fikiran dan perasaan kita dengan keadaan persekitaran kita didunia ini yang pada hakikat sebenarnya adalah serba cukup dan mewah.
Hayatilah apa yang Allah mengingatkan kita tentang Law of Abundance dalam surah Ibrahim, Ayat 31-34:

Allah telah menciptakan langit dan bumi, menurunkan air hujan dari langit, dengannya dikeluarkan buah-buahan yang boleh menjadi rezeki bagi kamu. Ia memudahkan bagi kamu kapal untuk belayar dilautan dengan perintahNya dan memudahkan kamu menggunakan sungai dan memudahkan untuk kamu matahari dan bulan yang terus beredar atau di sungai-sungai. Semuanya itu dengan perintahNya. Allah memudahkan bagi kamu dengan putaran malam dan siang. Dia memberikan kamu setiap perkara yang kamu pohon. Kiranya kamu hendak menghitung nikmat-nikmat Allah tidaklah terkira, tetapi manusia itu zalim dan ingkar tidak berterima kasih.

Kita dihidupkan dalam satu keadaan dimana diri kita ini adalah bersambung dengan aliran tenaga. Apabila kita telah membuat keputusan untuk merubah cara minda kita berfikir kepada sentiasa cukup, maka kita telah menarik tenaga2 sentiasa cukup itu dalam hidup kita. Kecukupan/kesempunaan bukan bermakna hanya cukup-cukup, tetapi mewah dan tidak putus-putus. Segala yang kamu inginkan, kamu boleh perolehi dengan jumlah yang maksima.

Kita boleh lihat bukti dengan melihat beberapa manusia yang kita selalu panggil dengan gelaran manusia cemerlang, yang mana mereka ini sebenarnya faham akan apa itu Hukum Kecukupan dan Hukum Tarikan. Kerana itu, kita dapat melihat, mereka hidup dalam keadaan yang mereka impikan. Penuh kasih sayang, Pasangan yang sempurna, Anak-anak yang membahagiakan dan berjaya, Kerjaya yang mereka minati, ekonomi yang stabil, dan juga gaya hidup yang bersih, gembira, taqwa dan penuh kesyukuran. Air muka yang sentiasa tenang dan bersih.
Kita sebenarnya selalu mengikutkan hawa nafsu yang memang tidak pernah merasa puas, tetapi cepat muak. Selalu tidak pandai untuk menghayati apa yang kita perolehi, tidak bersyukur dan kadangkala tidak perasan dengan nikmat yang ada dihadapan kita. Oleh sebab inilah, maka kita berterusan hidup dalam keadaan sering tidak cukup, merungut dan tidak puas hati, kerana secara kita tidak sedari, mengikut Hukum Tarikan, kita akan sentiasa menarik frekuensi serba tidak cukup dan tidak puashati dalam hidup kita.

Kebahagiaan yang sebenarnya bukanlah diukur dari berapa banyak wang yang kamu ada, atau berapa besar rumah kamu, atau berapa mahalnya kereta kamu, tetapi kebahagiaan yang sebenarnya adalah apabila kamu betul-betul merasakan kebahagian pada hati kamu dengan apa yang telah kamu miliki, dan juga apabila kamu mendapati hati kamu berasa tenang, aman dengan apa yang kamu ada pada hari ini. (tidak merasakan lagi aku perlu itu, perlu ini, baru aku boleh senyum). Apabila kita telah berjaya mengajar diri kita untuk mendapat kebahagiaan dalaman (jiwa/rohani) barulah kita dapat menarik kebahagiaan material (luaran ) kedalam kehidupan kita (semak Hukum Tarikan dan frekuensi positif)

Maka, terapkan dalam hati kita sekarang ini, Aku syukur dan bahagia dengan apa yang Allah kurniakan padaku selama ini, “I have plenty” . Bersyukurlah dan berbanggalah dengan apa yang kamu ada dan dengan pencapaian kamu sekarang, maka dari situ, kamu akan dapat menambahkan lagi apa yang kamu belum capai.

Firman Allah: "Sesungguhnya, kami telah kurniakan hikmat (ilmu pengetahuan) kepada Luqman supaya dia bersyukur kepada Allah, dan sesiapa yang bersyukur, sebenarnya dia telah bersyukur bagi faedah dirinya sendiri dan sesiapa yang ingkar, sesungguhnya Allah Maha kaya lagi Terpuji." (Luqman:12)

Bagaimanakah caranya untuk membebaskan diri kita dari prasangka tidak cukup dan membawa diri kita kearah menghayati Hukum Kecukupan? Ada beberapa langkah yang mudah, yang tidak memerlukan masa atau wang anda, cuma perlukan perubahan pada sikap anda.

1. Hargailah dan Syukurilah setiap sesuatu yang kamu miliki. Ia tidak semestinya harta dan material, ia juga mencakupi kesihatan kamu, usia kamu yang masih hidup hingga hari ini, setiap hari masih ada makanan untuk kita makan, masih ada orang yang mahu menegur kita, masih ada orang yang mengucapkan “selamat pagi, atau salam sejahtera, atau assalamualaikum”. Syukurilah segala nikmat Allah dari sekecil-kecil yang selama ini tidak kita hiraukan seperti udara yang percuma, keupayaan membuang air kecil, deria anggota tubuh badan, dan sebagainya lagi yang tak dapat kita sebut kan satu persatu akan nikmat Allah pada makhluknya yang bernama MANUSIA ini.

Adalah sangat mudah untuk menyebutkan perkara2 yang kamu tidak miliki, tetapi, luangkanlah sedikit masa setiap hari untuk bersyukur sekurang2nya pada 5 perkara yang kamu perolehi pada hari itu. Ketika memikirkan 5 perkara ini, hayatilah betul2 dan rasainya kedalam perasaanmu.

Bayangkan seorang kanak-kanak kecil yang kamu kenali, yang kamu berikan hadiah atau makanan, tetapi kanak2 itu tidak menghargainya, membuangnya atau mengutuk pemberian kamu itu, adakah kebarangkalian untuk kamu membelikan lagi hadiah kepada kanak2 itu?
Bagaimana pula jika kanak-kanak itu menunjukkan perasan gembira dan suka pada pemberian kamu itu, mengucapkan terima kasih, menjaga dengan baik hadiah pemberian kamu, sering menunjukkan pada kamu hadiah itu setiap kali kamu berjumpa dengannya? Bagaimanakah pula kebarangkalian untuk kamu memberikan lagi hadiah kepada kanak2 itu?

Begitulah perbandingan antara Tuhan dan hamba-hambanya. Firman Allah:

“Barang siapa yang mensyukuri nikmatKu, maka Aku akan menambahkan lagi nikmat Ku kepadanya”


Oleh itu bersyukurlah, berterima kasihlah, dan Allah akan menambahkan lagi apa yang kamu ada.

Jika dalam Hukum Tarikan, kita belajar bahawa mewujudkan keinginan itu amat penting, maka dalam Hukum Kecukupan, kita mempelajari bahawa Mensyukuri dan Menghargai nikmat itu amat penting. Kedua dua perkara ini saling berkait antara satu dengan yang lain.

2. Wujudkan suatu persekitaran, kekuatan atau vakum pada diri kita, dimana semua perkara yang baik sahaja berada disekeliling kita.

Jangan isikan hidup kita dengan perkara2 yang sebenarnya kita tidak betul2 perlukan. Ini adalah pembaziran. Walau pun kamu seorang jutawan, tidak bermakna kamu boleh membazir. Ingat! Membazir adalah sifat syaitan dan perlu dijauhi.

Tanya diri kamu setiap kali kamu keluar untuk berbelanja, apakah barangan yang ingin kamu beli itu, benar2 kamu perlukan atau tidak. Kecukupan bukan bermakna diri kita penuh dengan barangan 2 yang kita tidak perlukan. Kecukupan dalam hidup adalah dengan mencari dan memperolehi perkara2 dan pengalaman yang benar2 berguna untuk diri kamu yang benar2 kamu. Contohnya, kadangkala kita membeli sesuatu barangan kerana kita diberitahu oleh kawan, bahawa kita perlu ada barangan tersebut, mungkin bagi kawan kita, barangan itu memang berguna untuk dirinya, tetapi tidak pada kita. Maka elakkanlah perkara ini dari berlaku. Kenalpasti keinginan kamu!

Mulakan membersihkan persekitaran peribadi kamu, bilik kamu dari benda2 yang tidak digunakan lagi atau yang tidak kamu perlukan. Isikan wardrobe kamu dengan pakaian2 yang relevan dan kamu perlukan, yang memang tidak akan kamu pakai, sedekahkan pada orang yang memerlukannya. Kemas meja kamu dari nota-nota atau kertas yang lebih merupakan sampah sahaja. Kemaskini dokumen2 kamu dengan sistem fail yang tepat dan kemas. Bersihkan longkang dirumah kamu, atau kosongkan tong sampah kamu. Berdisiplinlah dengan hidup ini. Buang semua cara berbelanja yang membazir. Bebaskan pemikiran , cara bercakap, apa yang kamu percaya, tindakan2 kamu, yang selama ini berasaskan tidak cukup dan tidak puas.

3. Bersedekah dan berderma. Jadilah seorang yang pemurah. Kita sentiasa inginkan agar Allah menunjukkan sifat PemurahNya pada kita, tetapi adakah kita seorang yang pemurah dengan kemampuan diri yang ada pada kita? Dalam Islam ” Satu sedekah ganjarannya adalah Sepuluh kali ganda” maksudnya setiap satu sedekah yang ikhlas dari kita, maka Allah akan membalas balik dengan sepuluh kali ganda dari apa yang kita sedekah. Dalam Hukum Tarikan, amalan bersedekah amat disarankan kerana dengan bersedekah, kita menghantar frekuensi bahawa kita mempunyai lebihan wang, maka kita menarik tenaga kecukupan pada diri kita. Sedekah juga mengajar hati kita menjadi bersih, ikhlas, dan dapat menghayati dan memahami kesusahan orang lain. Maka jadilah dermawan..senyum juga satu sedekah. Bersedekahlah dengan apa yang anda miliki, tak semestinya wang, anda juga boleh berdoa untuk kesejahteraan orang lain, menyedekahkan tenaga dan sebagainya dengan ikhlas.

Rezeki dalam bentuk apa juapun adalah tenaga, sebagaimana yang kita semua faham bahawa seluruh alam ini termasuk diri kita adalah terdiri dari zarah-zarah atom yang merupakan tenaga. Tenaga bergetar dan bergerak dalam satu aliran-aliran yang tersendiri. Cuba kita lihat pergerakkan udara (angin) dalam sebuah bilik yang tertutup, hanya tingkapnya sahaja yang terbuka. Kebarangkalian untuk angin mengalir masuk melalui tingkap adalah amat sedikit walaupun masih ada cukup udara dan oksigen. Sekarang, kita buka pintu bilik itu, anda akan dapat rasakan angin bertiup mula masuk melalui tingkap itu dan keluar melalui pintu kerana sudah ada aliran untuk udara keluar masuk. Begitu juga lah dengan rezeki dan kecukupan diri kita. Rezki akan datang melimpah ruah andainya kita sedia berkongsi apa yang kita perolehi (bersedekah/murah hati) dengan orang lain. Tidak semestinya wang, ilmu juga jika dismpan, tidak diamalkan dan tidak disampaikan, ianya tidak akan bertambah malah menjadi semakin malap.

4. Maafkan semua perkara yang menyakitimu. Bebaskan hatimu dari dendam. Apabila kamu masih menyimpan kemarahan, tak kira atas alasan apa pun, sebenarnya, kamu hanya menyakiti dirimu, bukan menyakiti orang yang kamu marahi. Dendam dan marah hanyalah membuatkan kita sentiasa hidup pada hari semalam, dimana hari kita berasa disakiti, ini hanya akan menyulitkan kita untuk maju ke hadapan dan memiliki masa depan yang baik. jadi.. Let it go..let it go…release it..let it go…

Antara cara terbaik untuk menghilangkan kemarahan, ialah menulis sepucuk surat, atau senarai yang kamu boleh tulis segala apa yang kamu marahkan dalam hidup kamu selama ini. Tulis lah semuanya, hingga kamu akan dapat merasakan kemarahan kamu telah pun berpindah keatas kertas itu..dan kemudian, bakarlah kertas itu.

Maafkan sesiapa yang telah melukakan kamu, bersalah denganmu .Luangkanlah dalam 10 minit sehari dengan mengucapkan:

“Aku maafkan dan bebaskan ……………dan aku harap mereka bahagia dan mereka akan pergi dari ku.”

Praktikkan cara-cara ini, semoga anda akan dapat menukar minda anda kepada manusia yang berfikiran Serba Cukup, maka dengan mengamalkan Hukum Kecukupan ini, semoga Hukum Tarikan yang anda amalkan akan mudah dimenifestasikan. Semoga kita semua beroleh Rahmat dan Petunjuk dari Allah S.W.T sentiasa. Ingatlah, hidup ini adalah indah, apabila kita benar2 bersyukur. Segala terletak pada hati/perasaan dan fikiran/minda kita. Kita harus melihat pemberian Allah dengan mata rohani, sehingga mampu merasakan kekayaan rohani yang dimilikinya itu adalah pemberian Allah. Keselamatan, kesehatan, ketenangan, keyakinan iman dan banyak lagi lainnya adalah kekayaan rohani yang sangat mahal harganya. Allah Ta’ala tidak pernah melupakan hamba hamba-Nya, manusialah yang lupa kepada-Nya. Karena sedikit sekali manusia yang bersyukur kepada pencipta-Nya.

Sabda Rasullullah S.A.W : Pada anggota manusia itu, ada seketul daging, jika baik daging itu, maka akan baiklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahawa yang dimaksudkan dengan daging itu adalah hati/perasaan.

WALLAHUAKLAMUBISSAWAB

*Semoga hati kita bebas dari perkara-perkara yang tidak baik.. dan sentiasa bersih dan tenang.. InsyaAllah.. Amin..

26 July 2009

Mari kita positifkan jiwa kita... :)

Assalamualaikum...

Selalunya kata orang.. orang yang berjaya hatinya bersih.. sejauh mana bersih hatinya hanya Allah yg tahu.. tetapi bagi kita yg mungkin menganggap kurang berjaya tidak semestinya tidak mempunyai hati yang bersih.. ini menunjukkan 'berjaya' yang dimaksudkan adalah orang-orang yang berjaya mengawal perasaannya.. emosinya.. perlakuannya bukan sahaja dihadapan orang lain tetapi tentunya dihadapan Allah SWT.. hati yang bersih adalah hati yang terisi dengan sikap yang baik-baik dan akhlak yang baik... Untuk membersihkan hati, kita perlu sentiasa memaafkan semua orang sebelum kita masuk tidur, lafazkan di dalam hati.

Maafkan semua orang yang menyakiti hati anda seikhlas hati, sehingga rasa kemaafan itu meresap jauh ke dalam sanubari kita. Bila ini berlaku, fikiran-fikiran negatif dan semua tanggapan buruk-buruk akan hilang dengan sendirinya.

Kita ibaratkan ini seperti sebuah bilik gelap yang sebelum ini penuh dengan kekosongan.. kegelapan dan kehitaman dan bila kita memaafkan seseorang.. tiba-tiba akan timbul cahaya dalam bilik tu.. meneranginya dan membuatkannya jadi ceria... bilik itu ibarat hati kita...
Apabila hati bersih, kita akan jadi mudah tersenyum, optimis, bersemangat dan bermotivasi. Ada beberapa lagi kesan daripada memaafkan orang lain, antaranya :

~ Dapat menyucikan hati dari sikap kurang baik
~ Menenangkan fikiran
~ Menyembuhkan tanda-tanda awal penyakit
~ Mencantikkan wajah
~ Menaikkan seri muka
~ Mudah menarik hidayah daripada Allah

Jadi, positifkan jiwa Anda hari ini juga!

25 July 2009

Bagai mana mengawal marah..

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Mari kita kongsi bagaimana caranya kita mengawal perasaan marah atau amarah.. semua orang pernah marah... sesiapa sahaja pernah rasa mau marah tetapi menahannya.. begitu jugak aku.. Sifat pemarah itu berasal daripada sifat sombong (ego). Lagi besar ego seseorang lagi besar marahnya.. Ini berkaitan pula dengan kedudukan seseorang. Kalau tinggi kedudukan seseorang, besar pangkatnya, banyak hartanya, ramai pengikutnya, maka akan tinggilah ego seseorang dan akan menjadi-jadilah pemarahnya. Sebaliknya jikalau kurang segalanya, maka akan kuranglah egonya dan akan kurang jugalahpemarahnya... tetapi dad jugak yg tidak punya apa-apa tetapi pemarahnya lebih dari apa yg dia ada.. sifat marah ini rata-rata dimiliki oelh semua orang cuma tahap kemarahan itu sahaja yg mengubahnya..

Sifat pemarah ini ada pada hampir semua orang seperti juga hasad dengki... Kenapa kita mesti marah?? Telah berkata Mujahid di dalam sebuah bait syair :

"Takdir Allah telah putus dan putusan Allah telah terjadi... Istirehatkan hati dari kata-kata 'Barangkali' dan 'Kalau'... Setiap kelemahan dan kesilapan manusia adalah ujian untuk kita... Allah mahu melihat bagaimana sabarnya kita dan malunya kita kepadaAllah dengan mengucapkan " Inna lillahi wainna lillahi raji'un."

Pernah ditanya Ahnaf bin Qais, bagaimana dia boleh mengekalkan sifatnya yang lemah lembut itu... Ahnaf menjawab :

" Aku belajar dengan Qais bin Asim iaitu pada satu hari sedang berehat-rehat, masuk hambanya membawa panggang besi yang berisi daging panggang yang masih panas... Belum sempat daging itu diletakkan dihadapan Qias, tanpa sengaja besi pemanggang yang panas itu jatuh terkena anak kecil Qais... Menjerit - jeritlah si anak, kesakitan dan kepanasan sehingga meninggal dunia... Qais yang melihat peristiwa itu dengan tenang berkata kepada hambanya yang sedang pucat dan menunggu hukuman..

"Aku bukan sahaja tidak marah kepada kamu tetapi mulai hari ini aku akan membebaskan kamu. Begitulah sopan santunnya dan pemaafnya Qais binAsim" Kata Ahnaf mengakhiri ceritanya. Bukannya Qais tidak menyayangi anaknya tetapi Qais memandang segala kejadian itu adalah dari Allah... Jikalau dia bertindak memarahi hambanya, maka hakikatnya dia memarahi Allah... Dia redha dengan ujian yang ditimpakan kepadanya... Tidak ada di dalam kamus hidupnya perkataan kalau atau barangkali... Hatinya tidak terasa dia " tuan"kerana apa yang ada padanya dirasakan amanah dari Allah... Yang bila sampai ketikanya Allah akan ambil kembali... Kita mesti ubati hati kita... Kita kita mesti membuangkan rasa rasa"ketuanan" kita yang menyebabkan kita menjadi pemarah dengan melakukan mujahadatun nafsi. Di antara langkah yang perlu kita hadapi untuk menghilangkan marah ialah:

a) Mula-mula kita perlu malu dengan Allah s.w.t akan segal atindak-tanduk kita.. Allah memerhatikan segala perlakuan dan sikap biadab kita...

b) Bila datang rasa hendak marah, ingatlah kita ini hanyalah manusia yang hina...

c) Banyakkan berdiam diri dan berdoa kepada Allah agar Allah selamatkan kita daripada sifat marah.

d) Hendaklah ingat kesan daripada sifat marah itu mungkin akan membawa kepada permusuhan dan pembalasan dendam dari orang yang anda marahi...

e) Cuba bayangkan betapa buruknya rupa kita ketika kita sedang marah. Ianya lebih buruk daripada perlakuan seekor binatang jikalau anda di dalam keadaan yang marah..

f) Apabila datang marah, banyakkan baca Ta'awwuz ( A'uzubillahiminas Syaitanirrajim ) kerana marah itu datangnya daripada syaitan...

g) Apabila marah sedang memuncak, ambil wudhu kerana wudhu dapat menenangkan api kemarahan yang sedang membara..

h) Jikalau tidak boleh hilang marah dengan hal tersebut di atas, hendaklah tidur... Kerana ianya akan meredakan perasaan marah apabila bangkit daripada tidur..

Tauhid kita perlu tepat. Setiap sesuatu itu datangnya dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Kenapa kita perlu marah... Kalau kita bersalah, kita tidak suka orang memarahi kita. Maka begitulah orang lain yang melakukan kesilapan, juga tidak suka dimarahi... Tegurlah dengan lemah lembut dan kasih sayang...

*Mudah-mudahan kita boleh menghilangkan rasa marah dan sentiasa memaafkan sesiapa sahaja termasuklah diri kita sendiri... InsyaAllah..

24 July 2009

Bersin dan Menguap, Ada apa sebenarnya?

Rasulullah bersabda:

عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (( إن الله يحب العطاس ويكره التثاؤب، فإذا عطس فحمد الله فحق على كل مسلم سمعه أن يشمته، وأما التثاؤب فإنما هو من الشيطان فليرده ما استطاع، فإذا قال: ها، ضحك منه الشيطان )) صحيح البخاري في الأدب 6223

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ta'alaa anhu, Rasulullah bersabda, "Sungguh Allah mencintai orang yang bersin dan membenci orang yang menguap, maka jika kalian bersin maka pujilah Allah, maka setiap orang yang mendengar pujian itu untuk menjawabnya; adapun menguap, maka itu dari syaitan, maka lawanlah itu sekuat tenagamu. Dan apabil seseorang menguap dan terdengar bunyi: Aaaa, maka syaitan pun tertawa karenanya". Shahih Bukhari, 6223.

Imam Ibn Hajar berkata, "Imam Al-Khathabi mengatakan bahwa makna cinta dan benci pada hadits di atas dikembalikan kepada sebab yang termaktub dalam hadits itu. Yaitu bahwa bersin terjadi karena badan yang kering dan pori-pori kulit terbuka, dan tidak tercapainya rasa kenyang. Ini berbeda dengan orang yang menguap. Menguap terjadi karena badan yang kekenyangan, dan badan terasa berat untuk beraktivitas, hal ini karena banyaknya makan . Bersin bisa menggerakkan orang untuk bisa beribadah, sedangkan menguap menjadikan orang itu malas (Fath-hul Baari: 10/6077)

Nabi menjelaskan bagaimana seseorang yang mendengar orang yang bersin dan memuji Allah agar membalas pujian tersebut.

Rasulullah bersabda:

(( إذا عطس أحدكم فليقل الحمد لله، وليقل له أخوه أو صاحبه: يرحمك الله، فإذا قال له يرحمك الله فليقل: يهديكم الله ويصلح بالكم )) صحيح البخاري في الأدب: 6224

Apabila salah seorang diantara kalian bersin, maka ucapkanlah Al-Hamdulillah, dan hendaklah orang yang mendengarnya menjawab dengan Yarhamukallahu, dan bila dijawab demikian, maka balaslah dengan ucapan Yahdikumullahu wa Yushlihubaalakum (HR. Bukhari, 6224)

Dan para doktor di zaman sekarang mengatakan, "Menguap adalah gejala yang menunjukkan bahwa otak dan tubuh orang tersebut membutuhkan oksigen dan nutrisi; dan karena organ pernafasan kurang dalam menyuplai oksigen kepada otak dan tubuh. Dan hal ini terjadi ketika kita sedang kantuk atau pusing, lesu, dan orang yang sedang menghadapi kematian. Dan menguap adalah aktivitas menghirup udara dalam-dalam melalui mulut, dan bukan mulut dengan cara biasa menarik nafas dalam-dalam !!! Karena mulut bukanlah organ yang disiapkan untuk menyaring udara seperti hidung. Maka, apabila mulut tetap dalam keadaan terbuka ketika menguap, maka masuk juga berbagai jenis mikroba dan debu, atau kutu bersamaan dengan masuknya udara ke dalam tubuh. Oleh karena itu, datang petunjuk nabawi yang mulia agar kita melawan "menguap" ini sekuat kemampuan kita, atau pun menutup mulut saat menguap dengan tangan kanan atau pun dengan punggung tangan kiri.

Bersin adalah lawan dari menguap yaitu keluarnya udara dengan keras, kuat disertai hentakan melalui dua lubang: hidung dan mulut. Maka akan terkuras dari badan bersamaan dengan bersin ini sejumlah hal seperti debu, haba' (sesuatu yang sangat kecil, di udara, yang hanya terlihat ketika ada sinar matahari), atau kutu, atau mikroba yang terkadang masuk ke dalam organ pernafasan. Oleh karena itu, secara tabiat, bersin datang dari Yang Maha Rahman (Pengasih), sebab padanya terdapat manfaat yang besar bagi tubuh. Dan menguap datang dari syaithan sebab ia mendatangkan bahaya bagi tubuh. Dan atas setiap orang hendaklah memuji Allah Yang Maha Suci Lagi Maha Tinggi ketika dia bersin, dan agar meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk ketika sedang menguap (Lihat Al-Haqa'iq Al-Thabiyah fii Al-Islam: hal 155)

23 July 2009

Roda Kehidupan

"Guru, saya pernah mendengar kisah seorang arif yang pergi jauh dengan berjalan kaki. Cuma yang anehnya, setiap ada jalan menurun Sang Arif konon agak murung, tetapi kalau jalan sedang mendaki ia tersenyum... Hikmah apakah yang bisa saya petik dari kisah ini?"

"Itu lambang manusia yang telah matang dalam meresapi asam garam kehidupan. Itu perlu kita jadikan cermin. Ketika bernasib baik, sesekali perlu kita sadari bahwa satu ketika kita akan mengalami nasib buruk yang tidak kita harapkan. Dengan demikian kita tidak terlalu bergembira sampai lupa bersyukur kepada Allah. Ketika nasib sedang buruk, kita memandang masa depan dengan tersenyum optimis. Optimis saja saya kira tidak cukup, kita harus mengimbangi optimisme itu dengan kerja keras." "Apa alasan saya untuk optimis, sedang saya sadar nasib saya sedang jatuh dan berada di bawah."

"Alasannya ialah iman, kerana kita yakin akan pertolongan Allah."

"Hikmah selanjutnya?"
"Orang yang terkenal, satu ketika harus bersedia untuk dilupakan, orang yang diatas harus bersedia mental untuk turun ke bawah... Orang kaya, satu ketika harus bersedia untuk miskin."

Kesan Zikir Terhadap Otak Manusia


Otak hanyalah aktiviti-aktiviti bio-elektrik yang melibatkan sekumpulan saraf yang dipertanggungjawabkan untuk melakukan tugas-tugas tertentu bagi membolehkan ia berfungsi dengan sempurna. Setiap hari 14 juta saraf yang membentuk otak ini berinteraksi dengan 16 juta saraf tubuh yang lain. Semua aktiviti yang kita lakukan dan kefahaman atau ilmu yang kita peroleh adalah natijah daripada aliran interaksi bio-elektrik yang tidak terbatas.

Oleh itu, apabila seorang itu berzikir dengan mengulangi kalimat-kalimat Allah, seperti Subhanallah, beberapa kawasan otak yang terlibat menjadi aktif. Ini menyebabkan berlakunya satu aliran bio-elektrik di kawasan-kawasan saraf otak tersebut. Apabila zikir disebut berulang-ulang kali, aktiviti saraf ini menjadi bertambah aktif dan turut menambah tenaga bio-elektrik. Lama-kelamaan kumpulan saraf yang sangat aktif ini mempengaruhi kumpulan saraf yang lain untuk turut sama aktif. Dengan itu, otak menjadi aktif secara keseluruhan. Otak mula memahami perkara baru, melihat dari sudut perspektif berbeza dan semakin kreatif dan kritis, sedang sebelum berzikir otak tidak begini. Otak yang segar dan cergas secara tidak langsung mempengaruhi hati untuk melakukan kebaikan dan menerima kebenaran.

Hasil kajian makmal yang dilakukan terhadap subjek ini dimuatkan dalam majalah Scientific American, keluaran Disember 1993. satu kajian yang dilakukan di Universiti Washington dan ujian ini dilakukan melalui ujian imbasan PET yang mengukur kadar aktiviti otak manusia secara tidak sedar. Dalam kajian ini, sukarelawan diberikan satu senarai perkataan benda. Mereka dikehendaki membaca setiap perkataan tersebut satu persatu dan mengaitkan perkataan-perkataan dengan kata kerja yang berkaitan. Apabila sukarelawan melakukan tugas mereka, beberapa bahagian berbeza otak mempamerkan peningkatan aktiviti saraf, termasuk di bahagian depan otak dan korteks.

Menariknya, apabila sukarelawan ini mengulangi senarai perkataan yang sama berulang-ulang kali, aktiviti saraf otak merebak pada kawasan lain dan mengaktifkan kawasan saraf lain. Apabila senarai perkataan baru diberikan kepada mereka, aktiviti saraf kembali meningkat di kawasan pertama. Ini sekali gus membuktikan secara saintifik bahawa perkataan yang diulang-ulang seperti perbuatan berzikir, terbukti meningkatkan kecergasan otak dan menambah kemampuannya.

Oleh itu, saudara-saudara ku seIslam, ketika saintis Barat baru menemui mukjizat ini, kita umat terpilih ini telah lama mengamalkannya dan menerima manfaatnya. Malang bagi mereka yang masih memandang enteng kepentingan berzikir dan mengabaikannya.

*Semoga ada manfaat bg kita semua... Amin

22 July 2009

MEMAHAMI MUSIBAH DARI PERSEPSI POSITIVE

Hidup di muka bumi ini.. kita sering dilanda ujian, dugaan, masaalah, yang kita kenali dengan nama musibah... Selalu juga kita mendengar nasihat dari teman-teman dan sesiapa jua yang menggalakkan kita supaya bersabar, seperti ungkapan ini:

"Bersabarlah, ini ujian dari Allah, ada hikmah disebaliknya…."

Bagaimanakah biasanya respon kita tatkala mendengar ungkapan ini? Apakah reaksi atau pun respon dari diri kita sendiri apabila ditimpa musibah? Rata-rata masyarakat sekarang, samada yang memberikan nasihat, atau yang menerima nasihat, tidak memahami konsep ungkapan tersebut dari persepsi yang positif. Malah ada yang memandang negatif atau pun meluat apabila dinasihati supaya bersabar dengan musibah yang melanda. Secara tak langsung, kita sebenarnya menyalahkan takdir ataupun lebih tepat lagi telah bersangka buruk dengan Allah.

” Hikmah apa?!! Apa hikmahnya? Nak bersabar macamana lagi? Sampai bila nak bersabar? Aku mana ada kesabaran lagi dalam jiwaku!!! Kenapa aku ditakdirkan menerima perkara semacam ini?…Aku tak sanggup menderita lagi!!!…dan bermacam-macam lagi rungutan.

Firman Allah dalam Hadis Qudsi :
''Barang siapa yang bersangka buruk padaKu, nescaya Aku akan menuruti (memenifestasikan) sangkaan-sangkaan buruk hamba-hambaKu itu."

Mengapakah Allah amat melarang kita dari bersangka buruk (negative thinking) padaNya dalam apa keadaan sekalipun? Walaupun sedang ditimpa musibah?

APAKAH ITU MUSIBAH

Dalam hukum Tarikan, kita mempelajari bahawa fikiran negative akan menarik tenaga berfrekuensi negative kembali kepada kita. Firman Allah dalam hadis Qudsi tadi telah pun membuktikan Hukum Tarikan ini. Tetapi, bagaimanakah untuk tetap bersangkabaik walaupun kita sedang mengalami satu situasi yang kita rasakan amat sulit untuk kita bersabar dan tetap bersangka baik.

Disini, amat penting untuk kita memahami dari sudut positif tentang sesuatu musibah yang menimpa. Kita ambil contoh:

Seorang lelaki yang mengalami sakit pada dadanya. Dia kemudiannya datang berjumpa doktor untuk meminta rawatan dan pertolongan. Setelah diperiksa, maka dia disahkan menghidap penyakit jantung dan perlu dibedah. Ketika dibedah, doktor akan melalukan perkara-perkara yang kita nampak kejam seperti membelah dada pesakit, darah yang memercik, dan segalanya yang kelihatan mengerikan. Tetapi, mengapakah kita membenarkan perkara ini berlaku tanpa ada rasa marah pada doktor? Mengapakah kita boleh bersabar menunggu sehingga pembedahan selesai, sehingga luka-luka sembuh dan akhirnya jantung pesakit itu berjaya diubati, malah pesakit tersebut berterima kasih pada doktor itu. Ini adalah kerana kita memahami bahawa doktor tersebut bukannya berlaku kejam atau sengaja hendak menyeksa pesakit tersebut. Sebaliknya doktor itu bertujuan untuk merawat dan menolong pesakit tersebut, tetapi terpaksa melalui proses pembedahan yang menyakitkan.

Maka cuba kaitkan senario diatas dengan musibah atau masalah yang melanda diri kita. Bukankah kita sendiri bersetuju dan selalu mengungkapkan : Yang baik itu dari Allah, yang khilaf itu dari kelemahan manusia…

Benar!! Allah hanya memberikan yang terbaik sahaja pada hamba-hambaNya. Maka marilah kita ubah persepsi kita terhadap apajua permasaalahan diri yang menimpa kita selama ini kepada ‘proses perawatan/pembaikan’ dari Allah.

Hanya Allah yang Maha mengetahui apa yang terbaik untuk kita, maka kadangkala, Allah ingin memberikan sesuatu kepada kita, tetapi diri kita tidak bersedia untuk menerima kebaikan yang Allah berikan kepada kita tanpa melalui proses ‘pembaikan/perawatan’ terlebih dahulu. Kita selalu mendengar ungkapan: Apabila Allah ingin memberikan kebaikan kepada hamba-hambaNya, Dia akan memulakan dengan musibah..

Maka sekarang kita lebih faham dan nampak dari persepsi yang berbeza tentang musibah, dan mula memahami apakah maksudnya ‘ada hikmah disebaliknya…’

Waulahualam Misawab..

*Semoga kita tabah menghadapi setiap musibah kerana ada hikmah yang tersembunyi disebaliknya...


Sumber: Taalidi

21 July 2009

Musibah Sebagai Nasihat

Kesulitan dalam hidup bukanlah harga mati sebuah kesengsaraan.... Ia boleh dijalani dengan penuh kenikmatan, jika kita pandai menyesuaikanya.... Bahkan, Allah Swt memberi berita gembira bahawa pada setiap kesulitan itu diapit dengan kemudahan.... Inilah sebuah seni dalam hidup yang demikian besar maknanya.... Tentu saja, hanya bagi kaum yang berfikir...

Tapi... tiada Asap Jika Tiada Api... Apa yang kita tanam, tidak jauh dengan apa yang akan kita tuai.... Jika kebaikan yang ditanam, kebaikan pulalah yang kita tuai, cepat atau lambat... Demikian juga sebaliknya, jangan harap mendapat kebaikan jika yang kita tanam adalah kejelekan...

Rangkaian kesulitan hidup dari musibah bencana alam hingga krisis ekonomi, sebenarnya lagu lama buat kita.... Peristiwa yang sama hampir terjadi pada setiap tahun berganti... Mestinya, kita sudah pintar dan boleh mengatasi persoalan hidup tersebut, andai saja kita berhasil mengambil pelajaran dari sederet peristiwa sama pada masa lalu....

Di mana ada keinginan untuk berubah, di sana pula akan terbentang kebaikan dan keburukan... Itulah yang dinamakan 'konsekuensi'... Setiap pilihan hidup, pastilah mengandung risiko.... Ertinya, tiada seorang pun yang boleh menghindar dari konsekuensi tersebut.... Akan tetapi, seseorang akan sanggup mengurangkan konsekuensi buruk suatu peristiwa jika ia pandai menyesuaikannya dan menerimanya dgn baik...

Kesulitan hidup, ada kalanya - bahkan mungkin lebih dominan jika dipicu oleh sikap dan perilaku hidup kita sebagai manusia.... Musibah banjir, kebakaran adalah sebagian contoh di mana tangan-tangan manusia turut sama membuatnya terjadi.... Inilah sebenarnya apa yang kita tuai dari perilaku kita di masa sebelumnya...'ifek' yang lambat semacam ini seringkali menyedarkan kita dari rasa peduli terhadap lingkungan atau sekadar sikap 'wara', berhati-hati.

Maka manakala musibah itu datang, bukan penyesalan atas sikap kita terdahulu yang kemudian lahir, melainkan sikap menyalahkan pihak lain yang dianggapnya mesti bertanggungjawab... Tentu, sikap hidup mencari kambing hitam ini, bukan milik orang-orang yang memiliki iman... Bahkan mereka yang beriman akan instrospeksi, barangkali kelalaiannyalah yang membuat peristiwa-peristiwa itu terjadi.

Menyedari sikap seperti ini tentu tidak akan melahirkan keluh kesah, tidak pula membuatnya larut dalam kesedihan.. Bagi mereka, inilah saat di mana mereka memperbaiki kualiti hidupnya sehingga tidak saja membuatnya sanggup mengatasi kesulitan hidup melainkan juga mampu mencegah kembali apa yang mungkin bisa terjadi nanti... Allahuaalam..

20 July 2009

Musibah, Antara Ujian dan Bencana

Ingatlah kisah seorang wanita yang bertemu dengan Abul Hasan ketika thawaf dengan wajah yang bersinar dan berseri-seri, padahal ia dalam keadaan duka cita yang dalam. Wanita itu mengisahkan bahwa ketika suaminya tengah menyembelih seekor kambing kurban, anaknya yang masih kecil dan senang bermain, tiba-tiba berujar kepada adiknya. "Maukah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing?" Adiknya menjawab, "Baiklah." Maka disuruhlah sang adik berbaring dan disembelihlah leher adiknya itu.

Kemudian, dia merasa ketakutan setelah melihat darah keluar. Ia pun lari bersembunyi ke bukit. Disana, ia bertemu serigala yang kemudian menerkamnya. Sang ayah kemudian pergi mencari-cari anaknya itu hingga akhirnya ia sendiri mati kehausan. Dan, ketika wanita itu meletakkan anak bayinya untuk keluar mencari suaminya, tiba-tiba sang bayi merangkak menuju periuk yang berisi air panas. Ditariknya periuk tersebut, dan tumpahlah air panas mengenai badannya hingga habis melepuhkan kulit badannya.

Berita ini pun akhirnya terdengar oleh anaknya yang telah menikah dan tinggal di daerah lain, sehingga ia pun jatuh pingsan sampai menemui ajalnya. Kini, sang wanita itu tinggal sebatang kara di antara semua keluarganya.

Abul Hasan kemudian bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu?" Wanita tadi menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh, melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Ada pun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Adapun mengeluh, sesungguhnya ia tidak mendapat ganti apapun kecuali sia-sia belaka."

Sebuah musibah, seringkali ditafsirkan berbeda-beda. Ada yang memandangnya sebagai bencana, ada juga yang menganggapnya sebagai ujian dari Sang Khaliq. Sebagian orang bahkan lalu bertanya, apakah benar bahwa sebuah peristiwa sebagai ujian Allah? Ataukah justru adzab Allah yang diperuntukkan bagi makhluk-makhluk-Nya yang lalai?

Dalam Alquran, Allah memang telah berfirman kepada bangsa-bangsa yang menentang bahwa Allah mengirimkan adzab agar mereka sadar atau mendapatkan balasan dari perbuatan mereka. Namun, tak banyak yang menyadari itu sebagai adzab.

Namun begitu, tentu saja, awal yang baik adalah menjaga husnuzhan. Ketika musibah dipersepsi sebagai bencana, maka tidak akan jauh-jauh hasilnya. Orang akan merasakan kesengsaraan justru karena ia mempersulit diri dengan asumsinya tentang musibah yang datang kepadanya itu. Segala sesuatunya dikeluhkesahkan, disesali, diratapi, sehingga membuatnya terus terpuruk tak memiliki tenaga untuk bangkit mengatasi kesulitannya.

Ketika musibah dipersepsi sebagai azab, ada nuansa muhasabah yang mungkin terjadi. Ada kekuatan moral untuk bangkit memperbaiki diri. Sama ketika orang mempersepsi musibah sebagai ujian, yang melahirkan kesabaran untuk menjalaninya dan mengupayakan perbaikan dalam perilaku hidupnya.

19 July 2009

Tips Cantik

Bismillah Hirahman Nirahim... Assalamualaikum..

Mari kita kongsi tips untuk menjadi cantik dan menjaga kecantikan.. hihihihi.. untuk mendapatkan wajah selalu segar.. berseri-seri.. dan cantik.. cucilah muka paling minimum sebanyak 5 kali sehari iaitu dengan air wudhu.. jangan dikeringakan dengan benda lain seperti tuala, tisu, kain dan seangkatan dgnnya.. biarkan menitis dan kering sendiri.. lalu ambillah sejadah.. solat.. erdikir dan berdoa...

Untuk menghilangkan stress, salah satu penyebab kerut di wajah, perbanyaklah ‘olah raga’. Jika tidak ada waktu untuk pergi ke studio fitness, spot-gym, dll, cukup dengan memperbanyak sholat. Dengan sholat bererti kita menggerakan seluruh tubuh... tumpukan semua keluh kesah kita pada Zat Yang Maha Tahu - Allah SWT dengan dzikir dan doa...

Untuk pelembab, agar awet muda, gunakanlah senyum. Tidak hanya di bibir tapi di hati juga. Katakan pada diri sendiri anda adalah cantik dan tidak memerlukan segala macam operasi plastik... Tidak lupa membisikan ‘kata kunci’

“Allahumma kamaa hassanta khalqii fahassin khuluqii” “Ya Allah sebagaimana engkau telah memperindah kejadianku, maka perindah pula akhlaq ku” (HR. Ahmad).

Untuk mendapatkan bibir cantik, bisikan kalimat-kalimat Allah, tidak berkata bohong, atau menyakiti hati orang lain, tidak dipakai menyombongkan diri atau takbur...

Agar tubuh langsing, cantik dan mulus, lakukan diet yang teratur iaitu dengan berpuasa seminggu 2 kali, Isnin dan Khamis. Jika kuat, lebih bagus lagi berpuasa seperti nabi Daud AS. Makanlah makanan halal, perbanyak sayuran, buah-buahan, air putih.

Untuk mengembangkan diri, sebarkan salam dan sapaan. Dengan demikian kita akan banyak dikenal dan disayangi. Insya Allah………

*Semoga kita sentiasa cantik berseri-seri bukan sahaja di mata manusia jugak di mata Allah.. Amin

18 July 2009

Sabar dan Tawakal

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Bila terfikir pasal sabar.. memang sukar bukan saja aku tetapi juga bagi sesetengah orang.. walaupun sabar itu merupakan tawakal kita kepada Allah... kita sabar dan menantikan apa yg akan dilakukan seterusnya.. ada juga yg bersabar bila mendapat musibah.. dan menyerahkan semuanya kepada Allah... kerana Allah maha mengetauhi apa yg akan berlaku sebelum dan selepasnya... kita cuma mampu untuk berusaha.. sabar menanti ganjarannya.. tetapi Allah yg menentukan sama ada kita akan dapat apa yg telah kita usahakan dan doakan..

Ramai yang berpenampilan indah tetapi terhina... sebab tidak punya kesabaran... Banyak orang yang akhirnya rugi ketika berniaga, padahal dia memiliki modal yg sepatutnya... Apa sebabnya? ini kerana tidak mempunyai kesabaran.... banyak orang yang tergelincir ketika dilanda asmara dan oleh kerana tidak sabar.. akibatnya diri sendiri akan merasakan sakit... Alangkah indahnya orang-orang yang diberi kesabaran...

Innallaha ma'ash shaabiriin. Sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Baqarah [2]:153).

Sabar itu pahalanya insyaAllah tiada terputus... Maka, sungguh aneh jika kita ingin dekat dengan Allah, ingin indah, ingin berpahala, ingin bahagia tetapi tidak sabar.... Sabar itu kunci... Kalau kita bersabar, kita akan memiliki peribadi yang indah... Kalau selalu sabar, kita akan menjadi orang yang dekat dengan Allah dan insyaAllah ganjaran kita tidak akan terputus...

Setidaknya ada tiga hal yang memerlukan kesabaran kita dalam kehidupan.. Yang pertama, sabar ketika berkeinginan atau berkemahuan.... Setiap hari kita selalu mempunyai keinginan... berbagai jenis keinginan.. mau beli baju.. mau buka perniagaan.. mau cari pekerjaan.. mau ada duit yg banyak.. mau ada kereta mewah.. mau kesana-sini.. dan macam2 lagila.. Kalau kita tidak sabar, keinginan inilah yang akan menjerumuskan kita.... Jadi, sabar yang pertama adalah meluruskan niat ketika kita punya keinginan....

Kita dikurniakan Allah sifat keinginan... Keinginan itulah yang menetukan sikap kita.. kalau tidak sabar, kita kehilangan niat... Padahal niat adalah kunci agar amal diterima... Ada orang yang berusaha bermati-matian untuk memenuhi keinginan.. tetapi tidak ada nilainya... Mengapa? Dia tidak sabar meluruskan niat... Maka, sebelum beramal, wajib bagi kita untuk meluruskan niat terlebih dahulu. fikir mengapa kita berkeinginan sedemikian.. misalnya mau buka perniagaan.. untuk apa.. sebab mau membantu keluarga.. atau mau membuktikan yg kita boleh buat apa yg org lain lakukan.. atau mungkin kita mau memperbaiki kehidupan di masa akan datang... Tanpa niat, amal menjadi sia-sia...

Terdapat sesetengah orang (termasuk akula ni.. hahaha) tidak sibuk meluruskan niat... Akan tetapi ia sibuk dengan perbuatannya... Misalnya, ia ingin membeli pakaian.. Kita harus bertanya dulu pada diri sendiri, "Perlukah saya membeli pakaian lagi, padahal di almari masih banyak pakaian?", "Untuk Apa?", "Tapi yg dlm almari tu warnanya nda cantik... Nda cantik kata siapa?" (sah.. mcm aku.. astagfirullah al-adzim..) hahahah..

Untuk apa memberatkan hisab, kalau pakaian indah, tetapi kelakuan tidak indah? Tidak ada gunanya... Ketika membeli, tanya pada diri sendiri.. "Benarkah kita membeli sesuatu itu kerana Allah atau kerana ingin dipuji?”

Begitu juga dengan hal-hal seperti berumahtangga.. Ingin berkahwin? kita harus sabar untuk mengenal pasti dahulu... Kumpulkan semua informasi dan studi kelayakan... Sudah layakkah kita berkahwin? Jangan tergesa-gesa, renungkan dalam-dalam, kumpulkan informasi selengkap mungkin... Bertanyalah kepada yang sudah berpengalaman... sebab kalau kita sudah punya keinginan, itu biasanya nafsu.... Hati-hati, nafsu akan membutakan kita dari kebenaran... Kita harus sabar untuk bertanya, "Benarkah niat saya ini? Betulkah tujuan saya? Mintalah petunjuk kepada Allah dengan shalat istikharah... InsyaAllah akan diberikan petunjuk..

Hal kedua yang harus kita miliki adalah sabar berproses... mengikut pemahaman aku.. 'sabar berproses' ini adalah jangka masa yg diambil ketika bersabar.. Kita biasanya tidak sanggup untuk 'berproses'... Kita harus menikmati 'proses'..... bukan hasil... dari 'proses' itu, insyaAllah akan menghasilkan pahala... sebanyak mana kita bersabar.. selama mana kita bersabar.. pahala yg diterima akan berterusan..

Kesabaran yang ketiga adalah sabar ketika telah mendapat hasilnya... Hasil itu ada dua jenis, samada gagal dan 'sukses'... Keduanya memerlukan kesabaran... Sudah niat ingin kerja... berikhtiar mencari kerja ke sana-sini... kita harus sabar jika kita belum diterima.... Setiap langkah kita insyaAllah ada pahalanya... Mungkin memang belum ada rezekinya di mana kita telah ditemuduga.. tetapi tidak diterima untuk bekerja di sana.. jangan mengeluh... kerana rezki belum tiba.. Lalu rezekinya di mana? Mungkin memang rezeki kita bukan jadi seorang pekerja tetapi menjadi seorang usahawan yang berjaya... sapa tau...

jika sesorang yang telah mencari kerja lalu ditolak... Apakah dia gagal? Tidak! manfaat yag dia dapat adalah di tolak atau tidak mendapat pekerjaan tersebut.. Ini bererti dia mempunyai pengalaman ditolak... begitu juga dengan niat ingin berkahwin dan melamar gadis pilihan.. tetapi di tolak... jika dia sudah pernah ditolak tiga kali...(kes naya nie.. sabarrr..) Dengan begitu, dia sudah berpengalaman menghadapi tiga jenis calon mertua... harus sabar menghadapinya kerana mungkin belum menjadi jodohnya... Niatnya untuk melamar, sudah menjadi amal. .. Perjalanannya, usahanya untuk berbicara baik-baik dengan calon mertua sudah menjadi amal.... Bila kemudian hasilnya ditolak, jika kita sabar maka menjadi nilai amal juga...

Kegagalan itu adalah ketika kita tidak sabar menghadapi sesuatu hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita... Kita merancang sesuatu perkara.. begitu juga Allah... yang akan terjadi adalah rencana Allah, kenapa Allah menakdirkan sesuatu lalu kita anggap gagal? padahal itu yang terbaik untuk kita...

Tidak hairanlah jika seseorang dibimbing Allah dengan sakit, penolakan, hinaan, semua itu boleh menjadi sebuah jalan bagi dia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT... Oleh kerana itu, kita harus sabar menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita....

ada satu kisah tentang seorang Badawi yang meninggalkan untanya ketika beristirehat di suatu tempat, tanpa mengikatkan talinya pada sebuah tiang... dipendekkan cerita.. ketika ia kembali untuk meneruskan perjalanan, ternyata untanya tidak berada di tempat dimana ia letakkan ditempat asalnya... semestinya saja ia 'panik' setengah mati. Orang-orang sekitar mengerumuninya kerana suara yang memekik memanggil unta yang hilang. "Untaku... untaku...! Ke mana untaku...?"

Sambil mencari ke sana-sini, ia meyakinkan dirinya bahawa terakhir kali ia melihat untanya di halaman bersama unta-unta lainnya... Ia yakin bahawa ia telah mempercayakan untanya pada Allah... Ia yakin untanya tak akan hilang atau lari kerana Allah yang akan menjaganya... ia tidak berusaha untuk mengikatkan talinya pada tiang yang telah tersedia sebab ia merasa telah menyerahkan segalanya pada Allah SWT... atau lebih dikenal dengan istilah tawakal...

Adakah sikap tawakal orang Badawi seperti itu benar? Keyakinan kuat tanpa diiringi ikhtiar adalah kurang sempurna... Demikian pula ikhtiar sebanyak mana tanpa keyakinan hati kepada Allah adalah sia-sia... Tawakal yang benar adalah didasari oleh keyakinan kepada Allah bahwa Allah lah yang mengatur segalanya dan disempurnakan dengan ikhtiar dan usaha sepenuhnya... Allah yang mengatur rezeki... Maka manusia harus berusaha untuk mendapatkannya dengan cara yang benar.... Semua nikmat yang telah Allah berikan harus disyukuri dan hanya kepada-Nya orang-orang beriman bertawakal (Q.S. Al-Maaidah [5 ]: 11).

Adanya kemampuan untuk ikhtiar, merupakan nikmat besar yang telah Allah berikan... Sesungguhnya, Allah telah menetapkan ketentuan untuk segalanya. Allah tidak akan menguji seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya. Salah satu tanda kemuliaan seseorang adalah, adanya keikhlasan dalam melakukan sesuatu, dan disempurnakan dengan ikhtiar. Selanjutnya, ia menyerahkan segala usaha dan urusannya kepada Allah... Itulah tawakal yang sebenarnya.

Bertawakal kepada Allah dengan sepenuh hati tidak dilarang.... Bertawakallah selalu kepadaNya dengan syarat ia ikhlas dan melakukan ikhtiar dan usaha... Bukan sikap tawakal seperti kisah Badawi tadi... Tawakal tetapi tidak berusaha dan hanya goyang-goyang kaki mengharapkan hasil yang memuaskan.. itu bukan sifat mukmin sejati. Tawakal seperti itu lebih kurang dengan pasrah tanpa melakukan apa-apa! Wallahu a'lam bishawaab.***

*Semoga setiap ikhtiar dan usaha kita diredhai Allah SWT.. dan semoga apay yg kita inginkan di kabulkan Allah.. Amin

Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com

17 July 2009

Cara Bersyukur Kepada Allah

“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya. Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.” (QS 25:61-62)

''Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS 16: 18).

Bersyukur merupakan salah satu kewajiban setiap orang kepada Allah. Begitu wajibnya bersyukur, Nabi Muhammad yang jelas-jelas dijamin masuk surga, masih menyempatkan diri bersyukur kepada Allah. Dalam sebuah hadis disebutkan, Nabi selalu menunaikan shalat tahajud, memohon maghfirah dan bermunajat kepada-Nya. Seusai shalat, Nabi berdoa kepada Allah hingga shalat Subuh.

Para ulama mengemukakan tiga cara bersyukur kepada Allah.
Pertama, bersyukur dengan hati nurani. Kata hati alias nurani selalu benar dan jujur. Untuk itu, orang yang bersyukur dengan hati nuraninya sebenarnya tidak akan pernah mengingkari banyaknya nikmat Allah. Dengan detak hati yang paling dalam, kita sebenarnya mampu menyadari seluruh nikmat yang kita peroleh setiap detik hidup kita tidak lain berasal dari Allah. Hanya Allahlah yang mampu menganugerahkan nikmat-Nya

Kedua, bersyukur dengan ucapan. Lidahlah yang biasa melafazkan kata-kata. Ungkapan yang paling baik untuk menyatakan syukur kita kepada Allah adalah hamdalah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, ''Barangsiapa mengucapkan subhanallah, maka baginya 10 kebaikan. Barangsiapa membaca lailahaillallah, maka baginya 20 kebaikan. Dan, barangsiapa membaca alhamdulillah, maka baginya 30 kebaikan.''

Ketiga, bersyukur dengan perbuatan, yang biasanya dilakukan anggota tubuh. Tubuh yang diberikan Allah kepada manusia sebaiknya dipergunakan untuk hal-hal yang positif. Menurut Imam al-Ghazali, ada tujuh anggota tubuh yang harus dimaksimalkan untuk bersyukur. Antara lain, mata, telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan, dan kaki. Seluruh anggota ini diciptakan Allah sebagai nikmat-Nya untuk kita. Lidah, misalnya, hanya untuk mengeluarkan kata-kata yang baik, berzikir, dan mengungkapkan nikmat yang kita rasakan.

Allah berfirman, ''Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).'' (QS 93: 11).

*Syukur Alhamdulillah Hirabil Alamin...
Blog Widget by LinkWithin