Bila terfikir pasal sabar.. memang sukar bukan saja aku tetapi juga bagi sesetengah orang.. walaupun sabar itu merupakan tawakal kita kepada Allah... kita sabar dan menantikan apa yg akan dilakukan seterusnya.. ada juga yg bersabar bila mendapat musibah.. dan menyerahkan semuanya kepada Allah... kerana Allah maha mengetauhi apa yg akan berlaku sebelum dan selepasnya... kita cuma mampu untuk berusaha.. sabar menanti ganjarannya.. tetapi Allah yg menentukan sama ada kita akan dapat apa yg telah kita usahakan dan doakan..
Innallaha ma'ash shaabiriin. Sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Baqarah [2]:153).
Sabar itu pahalanya insyaAllah tiada terputus... Maka, sungguh aneh jika kita ingin dekat dengan Allah, ingin indah, ingin berpahala, ingin bahagia tetapi tidak sabar.... Sabar itu kunci... Kalau kita bersabar, kita akan memiliki peribadi yang indah... Kalau selalu sabar, kita akan menjadi orang yang dekat dengan Allah dan insyaAllah ganjaran kita tidak akan terputus...
Setidaknya ada tiga hal yang memerlukan kesabaran kita dalam kehidupan.. Yang pertama, sabar ketika berkeinginan atau berkemahuan.... Setiap hari kita selalu mempunyai keinginan... berbagai jenis keinginan.. mau beli baju.. mau buka perniagaan.. mau cari pekerjaan.. mau ada duit yg banyak.. mau ada kereta mewah.. mau kesana-sini.. dan macam2 lagila.. Kalau kita tidak sabar, keinginan inilah yang akan menjerumuskan kita.... Jadi, sabar yang pertama adalah meluruskan niat ketika kita punya keinginan....
Kita dikurniakan Allah sifat keinginan... Keinginan itulah yang menetukan sikap kita.. kalau tidak sabar, kita kehilangan niat... Padahal niat adalah kunci agar amal diterima... Ada orang yang berusaha bermati-matian untuk memenuhi keinginan.. tetapi tidak ada nilainya... Mengapa? Dia tidak sabar meluruskan niat... Maka, sebelum beramal, wajib bagi kita untuk meluruskan niat terlebih dahulu. fikir mengapa kita berkeinginan sedemikian.. misalnya mau buka perniagaan.. untuk apa.. sebab mau membantu keluarga.. atau mau membuktikan yg kita boleh buat apa yg org lain lakukan.. atau mungkin kita mau memperbaiki kehidupan di masa akan datang... Tanpa niat, amal menjadi sia-sia...
Terdapat sesetengah orang (termasuk akula ni.. hahaha) tidak sibuk meluruskan niat... Akan tetapi ia sibuk dengan perbuatannya... Misalnya, ia ingin membeli pakaian.. Kita harus bertanya dulu pada diri sendiri, "Perlukah saya membeli pakaian lagi, padahal di almari masih banyak pakaian?", "Untuk Apa?", "Tapi yg dlm almari tu warnanya nda cantik... Nda cantik kata siapa?" (sah.. mcm aku.. astagfirullah al-adzim..) hahahah..
Untuk apa memberatkan hisab, kalau pakaian indah, tetapi kelakuan tidak indah? Tidak ada gunanya... Ketika membeli, tanya pada diri sendiri.. "Benarkah kita membeli sesuatu itu kerana Allah atau kerana ingin dipuji?”
Begitu juga dengan hal-hal seperti berumahtangga.. Ingin berkahwin? kita harus sabar untuk mengenal pasti dahulu... Kumpulkan semua informasi dan studi kelayakan... Sudah layakkah kita berkahwin? Jangan tergesa-gesa, renungkan dalam-dalam, kumpulkan informasi selengkap mungkin... Bertanyalah kepada yang sudah berpengalaman... sebab kalau kita sudah punya keinginan, itu biasanya nafsu.... Hati-hati, nafsu akan membutakan kita dari kebenaran... Kita harus sabar untuk bertanya, "Benarkah niat saya ini? Betulkah tujuan saya? Mintalah petunjuk kepada Allah dengan shalat istikharah... InsyaAllah akan diberikan petunjuk..
Hal kedua yang harus kita miliki adalah sabar berproses... mengikut pemahaman aku.. 'sabar berproses' ini adalah jangka masa yg diambil ketika bersabar.. Kita biasanya tidak sanggup untuk 'berproses'... Kita harus menikmati 'proses'..... bukan hasil... dari 'proses' itu, insyaAllah akan menghasilkan pahala... sebanyak mana kita bersabar.. selama mana kita bersabar.. pahala yg diterima akan berterusan..
Kesabaran yang ketiga adalah sabar ketika telah mendapat hasilnya... Hasil itu ada dua jenis, samada gagal dan 'sukses'... Keduanya memerlukan kesabaran... Sudah niat ingin kerja... berikhtiar mencari kerja ke sana-sini... kita harus sabar jika kita belum diterima.... Setiap langkah kita insyaAllah ada pahalanya... Mungkin memang belum ada rezekinya di mana kita telah ditemuduga.. tetapi tidak diterima untuk bekerja di sana.. jangan mengeluh... kerana rezki belum tiba.. Lalu rezekinya di mana? Mungkin memang rezeki kita bukan jadi seorang pekerja tetapi menjadi seorang usahawan yang berjaya... sapa tau...
jika sesorang yang telah mencari kerja lalu ditolak... Apakah dia gagal? Tidak! manfaat yag dia dapat adalah di tolak atau tidak mendapat pekerjaan tersebut.. Ini bererti dia mempunyai pengalaman ditolak... begitu juga dengan niat ingin berkahwin dan melamar gadis pilihan.. tetapi di tolak... jika dia sudah pernah ditolak tiga kali...(kes naya nie.. sabarrr..) Dengan begitu, dia sudah berpengalaman menghadapi tiga jenis calon mertua... harus sabar menghadapinya kerana mungkin belum menjadi jodohnya... Niatnya untuk melamar, sudah menjadi amal. .. Perjalanannya, usahanya untuk berbicara baik-baik dengan calon mertua sudah menjadi amal.... Bila kemudian hasilnya ditolak, jika kita sabar maka menjadi nilai amal juga...
Kegagalan itu adalah ketika kita tidak sabar menghadapi sesuatu hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita... Kita merancang sesuatu perkara.. begitu juga Allah... yang akan terjadi adalah rencana Allah, kenapa Allah menakdirkan sesuatu lalu kita anggap gagal? padahal itu yang terbaik untuk kita...
Tidak hairanlah jika seseorang dibimbing Allah dengan sakit, penolakan, hinaan, semua itu boleh menjadi sebuah jalan bagi dia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT... Oleh kerana itu, kita harus sabar menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita....
ada satu kisah tentang
Sambil mencari ke sana-sini, ia meyakinkan dirinya bahawa terakhir kali ia melihat untanya di halaman bersama unta-unta lainnya... Ia yakin bahawa ia telah mempercayakan untanya pada Allah... Ia yakin untanya tak akan hilang atau lari kerana Allah yang akan menjaganya... ia tidak berusaha untuk mengikatkan talinya pada tiang yang telah tersedia sebab ia merasa telah menyerahkan segalanya pada Allah SWT... atau lebih dikenal dengan istilah tawakal...
Adakah sikap tawakal orang Badawi seperti itu benar? Keyakinan kuat tanpa diiringi ikhtiar adalah kurang sempurna... Demikian pula ikhtiar sebanyak mana tanpa keyakinan hati kepada Allah adalah sia-sia... Tawakal yang benar adalah didasari oleh keyakinan kepada Allah bahwa Allah lah yang mengatur segalanya dan disempurnakan dengan ikhtiar dan usaha sepenuhnya... Allah yang mengatur rezeki... Maka manusia harus berusaha untuk mendapatkannya dengan cara yang benar.... Semua nikmat yang telah Allah berikan harus disyukuri dan hanya kepada-Nya orang-orang beriman bertawakal (Q.S. Al-Maaidah [5 ]: 11).
Adanya kemampuan untuk ikhtiar, merupakan nikmat besar yang telah Allah berikan... Sesungguhnya, Allah telah menetapkan ketentuan untuk segalanya. Allah tidak akan menguji seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya. Salah satu tanda kemuliaan seseorang adalah, adanya keikhlasan dalam melakukan sesuatu, dan disempurnakan dengan ikhtiar. Selanjutnya, ia menyerahkan segala usaha dan urusannya kepada Allah... Itulah tawakal yang sebenarnya.
Bertawakal kepada Allah dengan sepenuh hati tidak dilarang.... Bertawakallah selalu kepadaNya dengan syarat ia ikhlas dan melakukan ikhtiar dan usaha... Bukan sikap tawakal seperti kisah Badawi tadi... Tawakal tetapi tidak berusaha dan hanya goyang-goyang kaki mengharapkan hasil yang memuaskan.. itu bukan sifat mukmin sejati. Tawakal seperti itu lebih kurang dengan pasrah tanpa melakukan apa-apa! Wallahu a'lam bishawaab.***
*Semoga setiap ikhtiar dan usaha kita diredhai Allah SWT.. dan semoga apay yg kita inginkan di kabulkan Allah.. Amin
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com
No comments:
Post a Comment